Ustaz Maulana
Melihat video ceramah Ustaz Maulana di media sosial yang isinya
cukup kontroversial karena bertentangan dengan ajaran Islam membuat hati
sangat miris. Dalam video tersebut, Ustaz Maulana mengatakan bahwa
dalam hal kepemimpinan itu tidak ada kaitannya dengan agama.
Sekarang ini, tidak sulit mempelajari agama Islam dan mencari
dalil-dalil yang berkaitan dengan masalah apapun. Karena itu, sebagai
sesama muslim saya mengingatkan kepada Ustaz Maulana bahwa banyak sekali
aturan agama Islam yang berkaitan dengan kepemimpinan.
Saya sebutkan beberapa firman Allah Swt yang menerangkan soal kepemimpinan dalam Alquran:
1. Alquran melarang menjadikan orang kafir sebagai pemimpin :
لَّا يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِن دُونِ
الْمُؤْمِنِينَ ۖ وَمَن يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَلَيْسَ مِنَ اللَّهِ فِي شَيْءٍ
إِلَّا أَن تَتَّقُوا مِنْهُمْ تُقَاةً ۗ وَيُحَذِّرُكُمُ اللَّهُ
نَفْسَهُ ۗ وَإِلَى اللَّهِ الْمَصِيرُ
“Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir
menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa
berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah kecuali
karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka.
Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa) Nya. Dan hanya
kepada Allah kembali (mu).” (QS. Ali Imran 28)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْكَافِرِينَ
أَوْلِيَاءَ مِن دُونِ الْمُؤْمِنِينَ ۚ أَتُرِيدُونَ أَن تَجْعَلُوا
لِلَّهِ عَلَيْكُمْ سُلْطَانًا مُّبِينًا
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil
orang-orang kafir menjadi wali (pemimpin/pelindung) dengan meninggalkan
orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi
Allah (untuk menyiksamu)?” (QS. An-Nisaa’ 144)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الَّذِينَ اتَّخَذُوا
دِينَكُمْ هُزُوًا وَلَعِبًا مِّنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِن
قَبْلِكُمْ وَالْكُفَّارَ أَوْلِيَاءَ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِن كُنتُم
مُّؤْمِنِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi
pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan
permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi Kitab
sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan
bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang
beriman.” (QS. Al Maidah 57)
2. Alquran melarang menjadikan orang kafir sebagai pemimpin walau kerabat sendiri :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا آبَاءَكُمْ
وَإِخْوَانَكُمْ أَوْلِيَاءَ إِنِ اسْتَحَبُّوا الْكُفْرَ عَلَى
الْإِيمَانِ ۚ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ
الظَّالِمُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan
bapak-bapak dan saudara-saudaramu menjadi wali (pemimpin/pelindung),
jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di
antara kamu yang menjadikan mereka pemimpin-pemimpinmu, maka mereka
itulah orang-orang yang lalim.” (QS. At-Taubah 23)
لَّا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءَهُمْ
أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ ۚ أُولَٰئِكَ
كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الْإِيمَانَ وَأَيَّدَهُم بِرُوحٍ مِّنْهُ ۖ
وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ
فِيهَا ۚ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ۚ أُولَٰئِكَ حِزْبُ
اللَّهِ ۚ أَلَا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada
Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang
menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak,
atau anak-anak atau saudara-saudara atau pun keluarga mereka. Mereka
itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati
mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang
daripada-Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah rida terhadap
mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat) -Nya.
Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan
Allah itulah golongan yang beruntung.” (QS. Al-Mujaadilah 22)
3. Alquran memvonis munafiq kepada muslim yang menjadikan kafir sebagai pemimpin :
بَشِّرِ الْمُنَافِقِينَ بِأَنَّ لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا 0
الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِن دُونِ
الْمُؤْمِنِينَ ۚ أَيَبْتَغُونَ عِندَهُمُ الْعِزَّةَ فَإِنَّ الْعِزَّةَ
لِلَّهِ جَمِيعًا
“Kabarkanlah kepada orang-orang munafiq bahwa mereka akan
mendapat siksaan yang pedih. (yaitu) orang-orang yang mengambil
orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan
orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir
itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah.” (QS. An-Nisaa’ 138-139)
4. Alquran memvonis zalim kepada muslim yang menjadikan kafir sebagai pemimpin :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ
وَالنَّصَارَىٰ أَوْلِيَاءَ ۘ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ وَمَن
يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي
الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil
orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu);
sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barang
siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka
sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim.” (QS. Al Maidah 51)
5. Alquran memvonis fasiq kepada muslim yang menjadikan kafir sebagai pemimpin :
تَرَىٰ كَثِيرًا مِّنْهُمْ يَتَوَلَّوْنَ الَّذِينَ كَفَرُوا ۚ
لَبِئْسَ مَا قَدَّمَتْ لَهُمْ أَنفُسُهُمْ أَن سَخِطَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ
وَفِي الْعَذَابِ هُمْ خَالِدُونَ 0 وَلَوْ كَانُوا يُؤْمِنُونَ
بِاللَّهِ وَالنَّبِيِّ وَمَا أُنزِلَ إِلَيْهِ مَا اتَّخَذُوهُمْ
أَوْلِيَاءَ وَلَٰكِنَّ كَثِيرًا مِّنْهُمْ فَاسِقُونَ
“Kamu melihat kebanyakan dari mereka tolong-menolong dengan
orang-orang yang kafir (musyrik). Sesungguhnya amat buruklah apa yang
mereka sediakan untuk diri mereka, yaitu kemurkaan Allah kepada mereka;
dan mereka akan kekal dalam siksaan. Sekiranya mereka beriman kepada
Allah, kepada Nabi (Musa) dan kepada apa yang diturunkan kepadanya
(Nabi), niscaya mereka tidak akan mengambil orang-orang musyrikin itu
menjadi penolong-penolong, tapi kebanyakan dari mereka adalah
orang-orang yang fasiq.” (QS. Al Maidah 80-81)
6. Alquran memvonis sesat kepada muslim yang menjadikan kafir sebagai pemimpin :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا عَدُوِّي
وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاءَ تُلْقُونَ إِلَيْهِم بِالْمَوَدَّةِ وَقَدْ
كَفَرُوا بِمَا جَاءَكُم مِّنَ الْحَقِّ يُخْرِجُونَ الرَّسُولَ
وَإِيَّاكُمْ ۙ أَن تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ رَبِّكُمْ إِن كُنتُمْ خَرَجْتُمْ
جِهَادًا فِي سَبِيلِي وَابْتِغَاءَ مَرْضَاتِي ۚ تُسِرُّونَ إِلَيْهِم
بِالْمَوَدَّةِ وَأَنَا أَعْلَمُ بِمَا أَخْفَيْتُمْ وَمَا أَعْلَنتُمْ ۚ
وَمَن يَفْعَلْهُ مِنكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاءَ السَّبِيلِ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil
musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman setia yang kamu sampaikan kepada
mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal
sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu,
mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada
Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad pada
jalan-Ku dan mencari keridaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu
memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka,
karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan
dan apa yang kamu nyatakan. Dan barang siapa di antara kamu yang
melakukannya, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang
lurus.” (QS. Al Mumtahanah 1)
7. Alquran mengancam azab bagi yang jadikan kafir sebagai pemimpin/teman setia :
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ تَوَلَّوْا قَوْمًا غَضِبَ اللَّهُ
عَلَيْهِم مَّا هُم مِّنكُمْ وَلَا مِنْهُمْ وَيَحْلِفُونَ عَلَى الْكَذِبِ
وَهُمْ يَعْلَمُونَ 0 أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ عَذَابًا شَدِيدًا ۖ
إِنَّهُمْ سَاءَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu
kaum yang dimurkai Allah sebagai teman? Orang-orang itu bukan dari
golongan kamu dan bukan (pula) dari golongan mereka. Dan mereka
bersumpah untuk menguatkan kebohongan, sedang mereka mengetahui. Allah
telah menyediakan bagi mereka azab yang sangat keras, sesungguhnya amat
buruklah apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-Mujaadilah 14-15).
Itulah sebagian ayat Alquran yang menerangkan tentang kepemimpinan,
jika ditambah hadits, ijma sahabat atau fatwa para ulama tentu akan
lebih banyak lagi dalil-dalilnya. Karenanya, sangat tidak layak seorang
ustaz berani mengatakan suatu persoalan itu tidak ada kaitannya dengan
agama, terlebih soal kepemimpinan yang itu sangat penting karena
menyangkut urusan kaum muslimin.
Ustaz Maulana diberikan kesempatan yang sangat berharga oleh Allah
Swt karena pesan-pesannya bisa dilihat jutaan orang melalui media
televisi, kesempatan itu harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk
mengajak orang agar hidup sesuai aturanNya.
Kita berharap Ustaz Maulana untuk segera bertobat, menarik
ucapannya dan meminta maaf kepada umat Islam atas kesalahan yang
dilakukan. Karena jika tidak, tentu pertanggungjawaban yang nanti akan
dipikul akan berat sekali. Allah Swt berfirman:
يَوْمَ تَشْهَدُ عَلَيْهِمْ أَلْسِنَتُهُمْ وَأَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
"Pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan." (QS. An Nur 24)
Oiya satu lagi Ustaz, sikap anda juga sepertinya harus diperbaiki.
Tidak baik berceramah jika terlalu banyak candaannya. Mohon maaf sekali
lagi ini sekedar mengingatkan sesama muslim. Terima kasih.
Ummu Aisyah
Ibu Rumah Tangga di Bogor
http://www.suara-islam.com
No comments:
Post a Comment