Tim Relawan Daarul Quran
Riau (SI Online) - Tak seperti tahun-tahun
sebelumnya, setelah dua bulan melanda, bencana kabut asap tahun ini kian
menggila. Sebagian wilayah Pulau Sumatera, Kalimantan, bahkan Singapura
dan Malaysia, dibekapnya. Ribuan wargapun jadi korban. Mobilitas
kehidupan sehari-hari terganggu, ratusan ribu orang sesak nafas, hingga
sejumlah bayi meninggal dunia lantaran terpapar asap.
Seperti halnya elemen kepedulian bangsa yang lain, PPPA Daarul
Qur'an tak tinggal diam. Santri Siaga Bencana (SIGAB) segera diterjunkan
ke titik rawan terdepan bersama tim relawan medis yang dipimpin Ilyas
Abdullah.
Melalui jalan darat, tim yang berbendera ASAP (Aksi Solusi Atasi
Polusi) menderu dari Jakarta ke Pulau Sumatera. Mereka membawa bala
bantuan berupa tabung oksigen mini, masker, dan obat-obatan ringan.
Keberangkatan Tim ASAP dilepas oleh Direktur Utama PPPA Daarul
Qur’an Ustadz Muhammad Anwar Sani, di Markas PPPA Daqu Ciledug,
Tangerang, Kamis (15/10).
Sebelumnya, Keluarga Besar Daarul Qur’an menggelar sholat
istighosah dan memanjatkan doa massal untuk keselamatan negeri wabil
khusus wilayah terpapar bencana asap.
Tiba di Muara Jambi Jumat siang, konvoi Tim ASAP langsung membuka
posko pelayanan medis di Lorong Lestari, Desa Paalmera Lama, Kecamatan
Jambi Selatan. Posko utama yang melayani pasien 24 jam ini menumpang di
rumah Keluarga Slamet, mitra Daarul Qur’an Jambi.
‘’Ini layanan medis pertama yang datang langsung ke warga, setelah
kami dua bulan kena asap,’’ kata Slamet, pendiri Rumah Tahfidz An Nawa
Paalmera Lama.
Kehadiran posko Tim ASAP juag menjadi surprise buat Siti
Rohmah, warga setempat. Ia terkejut menerima tabung oksigen gratis yang
menyegarkan hidungnya. "Ini buat saya? Ya Allah, terima kasih banyak,"
ujarnya sambil menerima sebuah tabung plastik oksigen.
''Kaki saya tersengal-sengal,'' ujar Mak Ulis kepada Ilyas
Abdullah. ''Maksudnya, nafas Ibu sesak?'' Kepala Puskesmas Desa Sapaya,
Kec Bungaya, Gowa, Sulsel, itu memastikan. ''Indak, kaki saya Pak,'' Ny
Ulis bergeming. Mmm, Ilyas bimbang mau memberi obat untuk sesak nafas.
Melihat kejadian ini, Slamet lalu membisiki Ilyas.
''Tersengal-sengal itu maksudnya pegal-pegal,'' katanya. Oooh, Ilyas
tersenyum sambil menepok jidat sendiri. Itulah salah satu pengalaman
berkesan di hari pertama posko.
‘’Pada hari pertama posko dibuka, kami melayani sekitar 400 pasien,’’ ujar Didi Kurniawan, Koordinator Lapangan Tim ASAP.
Menurut Ilyas, keluhan terbanyak pasien adalah ISPA (infeksi
saluran pernafasan akut), darah tinggi, nyeri ulu hati, diare,
gatal-gatal, dan pegal-pegal. ''Stress menaikkan tekanan darah dan
memicu nyeri ulu hati,'' terangnya.
Pada warga penyadap karet, keluhan spesialnya adalah kram tangan.
''Itu karena mereka tidak pemanasan sebelum menyadap karet. Posisi
tangan statis selama 2 pekan berturut-turut saat menyadap karet,
menyebabkan kesemutan dan kram,'' Ilyas menjelaskan. Penyadap karet,
tambahnya, harus banyak olahraga, terutama menggerakkan tangannya.
Selain posko utama, Tim ASAP juga membuka mobile clinic di sejumlah tempat di pinggiran Muara Jambi.
Saat Tim hadir di SDN IX Desa Pelempang, Kec Mestong, banyak siswa
lelaki kabur dan ngumpet. ''Hi, hi, hi, mereka takut dikira mau disuntik
atau disunat,'' kata Dwi Setyawati, salah satu guru di SD itu sambil
tertawa geli.
Tim ASAP juga merangsek ke tepian hutan untuk melayani warga Suku
Anak Dalam (SAD) luar. Komunitas hutan berjumlah sekitar 100 jiwa ini
sudah hidup menetap di Lubuk Kayu Ara, Pelempang, Kec Mestong. ''Mereka
termasuk warga yang terpapar asap cukup parah, karena tinggal di garis
depan kebakaran hutan,'' ujar Ilyas Abdullah.
Pasien lain di Muara Jambi yang disambangi Tim ASAP adalah warga
Desa Sungai Terap, Kec Kempe Ulu; Dusun Atas Mandi, Kec Mestong; Desa
Sungai Gelam, Kec Sungai Gelam, dan Jamaah Masjid Nurul Amin di Kec
Sengeti.
Setelah melayani sekitar 2000 pasien selama tiga hari di Jambi, Tim
ASAP tiba di Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau, pada Ahad (18/10)
jelang tengah malam.
Tim disambut dan dijamu oleh Penjabat Bupati Ingragiri Hulu, Kasiaruddin, di rumah dinasnya.
"Sudah dua bulan kami dibekap kabut asap yang kebanyakan dari
daerah lain. Kedatangan Tim ASAP ke daerah kami laiknya Setawar Sedingin
dalam peribahasa Melayu," ujar Kasiaruddin.
Senin (19/10), Tim ASAP melayani warga Desa Kerintang Kemuning.
Aksi dipandu camat dan kepala desa yang menjadi tuan rumah bagi posko
ASAP.
Selanjutnya Tim ASAP bergerak ke Desa Lubuk Kembang Bungan,
Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan. Posko kesehatan juga melayani warga
Teluk Masjid, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak.
Rabu (21/10) ekspedisi Tim ASAP berakhir. ‘’Berikutnya, Tim ASAP
akan masuk ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah, jika di sana bencana asap
masih berlanjut,’’ kata Didi Kurniawan.
No comments:
Post a Comment