Ilustrasi: Ildong Pharmaceutical (foto: simanco.co.id)
Seoul (SI Online) -
Industri farmasi Korea Selatan berlomba menyertifikasi halal produk
obat-obatan mereka untuk memperbesar pangsa pasar. Hal ini dilakukan
kerana negara ini mengincar pasar potensial komunitas Muslim.
Sertifikasi halal memberi jaminan produk
yang dihasilkan sudah sesuai syariat Islam, mulai dari produksi,
penyimpanan hingga distribusi.
Ildong Pharmaceutical dikabarkan bertekad
jadi perusahaan farmasi pertama yang mengajukan sertifikasi halal ke
Federasi Muslim Korea (KMF) pada September lalu untuk produk suplemen
lactobacillus mereka, Biovita. Sertifikat halal produk Biovita dan
suplemen lainnya sudah dikantongi Ildong dari KMF pekan lalu.
"Sertifikat halal yang kami dapat tidak
hanya untuk Biovita tapi juga probiotik basal. Ildong kini tidak hanya
mengekspor jadi, tapi juga material dasar produk kami ke negara-negara
Muslim,'' demikian disampaikan Ildong seperti dikutip The Korea Herald
beberapa waktu lalu.
Secara khusus, Ildong mengaku mengincar
pasar Malaysia, Singapura dan Indonesia yang punya lembaga sertifikasi
halal dan populasi Muslim besar.
Sertifikasi halal KMF sendiri ekuivalen
dengan badan sertifikasi halal Malaysia Makim dan MUIS Singapura. KMF
juga menjalin kerja sama dengan MUI Indonesia.
Sementara YuYu Pharma juga sedang
mengembangkan produk farmasi baru yang sesuai standar halal. YuYu tengah
mengembangkan kapsul menggunakan material alternatif dari tumbuhan
dibanding menggunakan bahan hewani.
Dalam pernyataan resminya, YuYu
menyampaikan kapsul berbahan dasar tumbuhan ini akan siap dipasarkan
dalam satu dua ke depan. YuYu masih melakukan pengujian keamanan dan
perhitungan prospek usaha atas produk ini.
Perusahaan farmasi asal negeri ginseng
lainnya, Green Cross juga tengah memerhatikan regulasi sertifikasi
produk halal di sejumlah negara-negara Muslim.
Para pengamat juga mendorong agar makin
banyak perusahaan farmasi Korea Selatan yang aktif mempelajari
sertifikasi halal dan regulasinya. Ini penting untuk memenuhi preferensi
konsumen di negara-negara Islam yang populasinya 23 persen dari
populasi dunia.
''Walau saat ini mandat sertifikat halal
baru untuk produk pangan, kelak regulasinya akan melebar juga ke
kosmetika dan farmasi,'' kata Presiden Institut Industri Halal Korea,
Jang Geon.
Dari sisi pemasaran, kata Jang, produk
farmasi bersertifikat halal jauh lebih potensial bagi konsumen Muslim.
Ia mendorong indusrti farmasi Korea Selatan untuk bisa memimpin industri
ini mengingat pengembangan oleh negara lain belum dominan.
sumber: republika.co.id
No comments:
Post a Comment